Alhamdulillah, idul fitri tahun ini saya dan keluarga mendapat kesempatan mudik ke Tasikmalaya, tempat kelahiran si Ayah. Lebih tepatnya di desa Cisayong dan Leuwimangun. Eh Cisayong tuh desa atau kecamatan yah?

Jadi ceritanya, saya itu pecinta perjalanan darat menggunakan kereta api. Jauh-jauh hari saya sudah ribut mengenai kemana kami akan merayakan idul fitri. Dan setelah melalui beberapa kali diskusi dan negosiasi, akhirnya diputuskan untuk merayakan idul fitri hari pertama di jakarta dan baru setelah itu mudik ke Tasikmalaya. Uwow, bagaimana saya tidak panik cantik tingkat dewi, keputusan untuk mudik baru diambil 3 hari sebelum ramadhan berakhir.

Sebenarnya, untuk menuju Tasikmalaya dari Jakarta transportasi paling ideal adalah bis. Ideal di praktis, ideal di kantong. Tapiiiiii, kembali ke paragraf sebelumnya, ada alasan mengapa saya begitu mencintai kereta api. Alasan utamanya adalah, saya mabok darat :D. Jangankan naik bis yang jaraknya ratusan kilometer, naik taksi dan angkot yang cuma 4 kilometer saja saya mabok berat. Selain itu, sudah dapat dipastikan H+1 jalanan masih padat merayap *sotoy*. Waduh, bisa depresi membayangkan mabok di tengah kemacetan. Belum lagi mudik kali ini kan ada Ilan yang lagi seneng banget titah. Kalo di kereta kan lebih leluasa untuk titah heuheuheu. Sehingga, dengan berbagai alasan pertimbangan tadi, saya memutuskan diputuskan mudik paling aman nyaman tentram adalah dengan kereta api.

Maka, sayapun berjibaku mencari tiket kereta api untuk mudik ke Tasikmalaya. Ternyata, satu2nya kereta dari Jakarta yang menuju Tasikmalaya adalah kereta Serayu jurusan Kroya. Klik klik klik login ke tiket.com masukkan tanggal masukkan tujuan masukkan jumlah penumpang klik, jeng jeeeeeng… tiket Serayu sudah habis. Si Ayah bilang “udah naik bis aja” saya menggeleng dengan pasti. Tunggu tunggu.. bukankah Serayu lewat Bandung. Ah saya coba lagi klik klik klik.. oke! Dari Bandung banyak pilihan ke Tasikmalaya. Saya pun mulai memilih dan memilah kereta yang akan kami gunakan untuk mudik. Setelah perdebatan panjang *lebay* dan beberapa kali gonta ganti kereta, akhirnya terkumpulkan juga tiket kereta untuk mudik dan pulang kembali ke Jakarta.

Tanggal 8 Agustus naik kereta tujuan Bandung, Argo Parahyangan jam 19.40 WIB. Nyampe Bandung, transit dulu karena kami naik kereta pagi menuju Tasikmalaya. Untuk transit kami menginap di Hotel Unik yang kami dapatkan dengan rate menarik dari pegipegi.com. Selanjutnya naik kereta Lodaya pagi ke Tasikmalaya. Setelah itu lanjut naik taksi atau ojek ke rumah. Fyuuuuuh.. emang sih naik kereta bikin rute jadi muter-muter, tapi saya yakin seyakin2nya naik kereta lebih nyaman daripada naik bis. Kalo naik bis tinggal naik primajasa dari Cililitan trun lanjut naik angkot. Hehe.. ongkos pun lebih irit naik bis. Aaaaaah tapi kan saya mabok darat 😀 *pembenaran*.

Perjalanan pulang kembali ke Jakarta ngga jauh beda dengan rute berangkat, tapi keretanya beda. Kami kembali ke Jakarta tanggal 11 Agustus, yang mana tanggal tersebut diprediksi sebagai puncak arus balik. Secara tanggal 12 udah masuk kerja lagi. Pilihan keretanya juga lebih sedikit karena kebanyakan udah pada sold out. Alhamdulillah masih kebagian, walau semuanya kereta ekonomi hihihi. Tapiiiii jadi lebih hemat tentunya. Dari Tasikmalaya naik Pasundan ke Kiaracondong, selanjutnya naik Serayu ke Jakarta. Asiiiiiiik, tenang sudah.

Ini mudik pertama saya setelah bertahun-tahun selalu berlebaran di Jakarta. Semoga perjalanan mudik kali ini aman, nyaman dan menyenangkan. Aamiiiiin. Oia, setelah mudik bertigaan ini, Insya Allah tanggal 15 Agustus saya dan keluarga besar akan bertolak ke Surabaya dan pulangnya mampir Purwokerto. Huwaaaaaah.. Agustus yang baguuuussss. Alhamdulillah. Semangat mudik!