Mekanisme Produksi ASI (Laktogenesis)

Arsip Informasi

Betapa maha detail pencipta kita, Allah sudah mempersiapkan makanan untuk bayi sejak sang bayi masih berada di dalam kandungan. Ketika seorang ibu mengandung, maka tubuhnya akan menyesuaikan sedemikian rupa dari mulai menjadi tempat teraman bagi bayi hingga menyiapkan makanan untuk bayi ketika kelak akan dilahirkan. Ya, ASI sudah dipersiapkan sejak masa kehamilan.

Peristiwa proses pembentukan/produksi ASI disebut laktogenesis. Laktogenesis terbagi menjadi 3 fase yang disebut dengan laktogenesis I, laktogenesis II dan laktogenesis III.

Laktogenesis I dimulai ketika memasuki trisemester 3 kehamilan (kira-kira 12 minggu sebelum kelahiran). Laktogenesis I ditandai dengan sekresi kolostrum dari kelenjar mamae. Secara anatomi dapat dilihat ukuran payudara bertambah yang salah satunya disebabkan karena alveoli mulai dipenuhi kolostrum. Namun, tingginya kadar hormon progesteron di dalam darah ibu menghambat produksi ASI hingga kelahiran. Jadi tidak perlu berkecil hati bila sampai trisemester ketiga ada yang putingnya belum mengeluarkan kolostrum, karena memang normalnya kolostrum tersebut tersimpan di dalam alveoli hingga memasuki fase laktogenesis II.

Laktogenesis II dimulai setelah plasenta dilahirkan (plasenta dilahirkan setelah bayi lahir). Kejadian terlepasnya plasenta secara langsung menyebabkan kadar progesteron, estrogen dan HPL turun dengan drastis, sementara kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Prolaktin merupakan hormon utama di dalam laktasi (produksi ASI). Laktogenesis II ditandai dengan produksi ASI yang jumlahnya meningkat secara pasti, begitu juga dengan komposisi kolostrum yang secara bertahap berubah menjadi ASI mature (matang). Jumlah sodium, klorida dan protein akan berkurang secara bertahap sedangkan laktosa dan kandungan ASI mature lainnya mulai meningkat. Warna kolostrum yang kekuningan sedikit demi sedikit akan mulai berubah menjadi putih susu. Pada fase ini, dalam 2-3 hari (30-40 jam) setelah melahirkan, ibu akan mulai merasakan payudara yang terasa penuh karena ASI. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir bila di awal kelahiran ASI yang dihasilkan masih sedikit jumlahnya karena memang masih masa peralihan dari kolostrum menjadi ASI mature. Lagipula, riset terakhir menunjukkan bahwa bayi baru lahir dapat bertahan tanpa asupan nutrisi hingga 3 hari. Subhanallah..

Laktogenesis I dan II dikontrol sepenuhnya oleh hormon. Peristiwa ini disebut sebagai neuro-endocrine (hormonally driven). Jadi, proses laktogenesis I dan II akan tetap terjadi meskipun sang ibu tidak menyusui bayinya. Artinya, secara natural payudara akan memproduksi ASI meskipun belum ada permintaan dari bayi. Meskipun demikian, para pakar tetap menyarankan untuk mempersering menyusui di minggu awal kelahiran bayi karena disinyalir frekuensi menyusui yang sering di awal akan meningkatkan jumlah reseptor prolaktin di payudara. Reseptor prolaktin bertindak untuk mengenali hormon prolaktin, sehingga semakin banyak jumlah reseptor makan payudara akan semakin sensitif terhadap prolaktin.

Berbeda dengan laktogenesis I dan II, laktogenesis III atau disebut juga sebagai galaktopoiesis, merupakan autocrine (kontrol lokal). Jadi yang tadinya dikontrol sepenuhnya oleh hormon (neuro-endocrine) menjadi autocrine control. Artinya, produksi ASI mulai menyesuaikan dengan kebutuhan bayi yang istilahnya dikenal dengan “supply and demand” (produksi sesuai dengan permintaan). Dalam hal ini, semakin sering ibu menyusui (memerah) maka produksi akan semakin cepat dan banyak. Payudara akan terus menerus memproduksi ASI selama ASI terus dikeluarkan. Namun, meskipun kontrol produksi ASI menjadi autocrine, hormon tetap berpengaruh hanya saja dalam porsi yang kecil. Pada fase ini, ASI yang diproduksi adalah ASI mature (matang).

Okaay sampai disini dulu, semoga dapat menjadi cerah tentang bagaimana produksi ASI terjadi. Semoga bermanfaat :).

Tulisan ini ditulis dalam rangka #WorldBreastfeedingWeek2013

Leave a comment