Ada dua orang wanita penting di kehidupan saya yang jadi inspirASI laktasi saya, Umi dan Mama.
Umi, ibu kandung saya, memutuskan untuk menikah di usia muda dengan Abi. Setelah menikah langsung diboyong Abi ke Jakarta, kota tempat Abi mengabdikan diri sebagai guru. Jadi, Umi ini dulunya anak gadis yang paling dimanja oleh ayahnya. Tentunya berat dong bagi Umi ketika harus hidup mandiri menjadi seorang istri dan jauh dari orang tua.
Perlahan tapi pasti Umi dan Abi dianugerahi keturunan. Ngga tanggung-tanggung, 5 orang anak :P. Ada hal hebat yang harus saya teladani dari Umi, yaitu Umi menyusui semua anaknya , meski kebanyakan hanya sampai 1 tahun karena Umi sudah keburu hamil lagi. Tapi menyusui 5 anak, itu prestasi yang tidak main2. Hal tersebut menjadi pecut yang menyemangati saya untuk menyusui semua anak saya nanti. Aamiiiin.
Hari-hari pertama saya belajar menyusui Ilan, Umi menjadi guru nomor wahid buat saya. Bukan hanya itu, setiap jam makan Umi menyiapkan banyak menu sayuran dan lauk pauk kesukaan saya. Tidak lupa juga membuatkan saya berbagai ramuan yang dipercaya Umi meningkatkan ASI sesuai pengalamannya. Pagi hari Umi rajin sekali mengajak Ilan jemur pagi sehingga ada waktu buat saya untuk mandi dan memerah ASI. Umi rajiiiiiiin sekali mengingatkan saya untuk menyusui Ilan.
Begitu habis masa cuti saya, kembali Umi menjadi dewi penyelamat saya. Tidak seperti nenek kebanyakan di lingkungan saya yang memilih praktis menggunakan dot, Umi dengan sabar menyuapkan sendok demi sendok ASIP untuk Ilan. Sampai akhirnya Ilan pintar minum dengan sedotan di usia 7 bulan. Jadiii, meski sejarah mencatat Umi telah menyusui 5 anaknya, bagi saya Umi sudah menyusui lebih dari itu, karena Umi sekarang menjadi #nenekASI Ilan, bagi saya, seharusnya umi juga mendapatkan pahala yang sama dengan ibu menyusui.
Mama, ibu mertua saya, tidak kalah hebat dengan Umi. Umi memang unggul dalam jumlah anak dibanding Mama, tetapi yang mengagumkan adalah, bahwa Mama sukses menyusui anaknya bahkan sampai 2,5 tahun. Bagaimana mungkin kisah tersebut tidak menginspirASI saya. Menjadi catatan di hati saya, bahwasannya saya juga harus berhasil menyusui Ilan minimal sampai 2 tahun. Aamiiiin.
Tidak jauh beda dengan Umi. Mama juga merupakan salah satu malaikat yang menyemangati saya ketika awal pasca melahirkan ASI saya masih sedikit. Kata Mama “disusui saja terus, nanti akan banyak sampai rembes2”. Ah, ucapan Ibu memang benar sebuah doa. Alhamdulillah hari ketiga ASI saya berlimpah sampai rembes2 seperti kata Mama.
Mama memang tidak banyak berperan seperti Umi, karena Mama tinggal jauh di Jepara. Namun doa dan dukungannya jelas saya rasakan. Ketika usia Ilan 9 bulan dan kami mudik ke Jepara. Mama memasakkan banyak sayuran untuk saya, katanya “Biar ASInya banyak”. Mama juga melarang saya capek2 di sana dengan alasan karena saya masih menyusui Ilan. Hehe.. ini sih malah mendukung kemalesan saya :P.
Ya itulah 2 orang inspirASI laktasi saya. Alhamdulillah Allah menganugerahi saya 2 Ibu yang pro ASI. Keduanya menginspirASI saya untuk selalu berbuat yang terbaik untuk Ilan. I love you Umi dan Mama…
Tulisan ini ditulis dalam rangka #WorldBreastfeedingWeek2013