Alhamdulillah…
Yeaaaayyyy! Bersyukur sekali akhirnya sampai di tahap ini. Sungguh, it’s beyond my expectation.
Sampainya kami di kelulusan ini, tentunya karena limpahan kASIh dari banyak pihak. Ya, banyak kASIh di perjalanan saya menyusui Ilan setahun ini.
Ada si Ayah yang meski tidak banyak mengumbar kata-kata, tapi saya tau beliau mendukung penuh pilihan saya menyusui Ilan. Ayah sabar menerima, bahwa sekarang ngga lagi jadi prioritas pertama saya. Of course, Ilan is his top prioritize also. Yang kedua tentunya Umi, eyangnya Ilan. Eyangnya Ilan juara deh kalo urusan menyajikan asip untuk Ilan. Pontang panting cari ide kreatif biar asip bisa masuk karena Ilan super duper bosenan. Dicampur di makanan, di jus, minum pakai botol kaca langsung, dimasukkan ke botol lain.. wah 1001 jurusnya.
Selain itu, kASIh untuk Ilan juga deras mengalir dari om dan tantenya. Semua mendukung. Pun kASIh yang tak terkira dan dari atasan-atasan saya di kantor yang sangat mengerti, memberi ruang dan waktu untuk saya memerah asi di kantor.
Selepas 6 bulan, bukan berarti menyusui jadi semakin mudah. Ilan makin mengerti bahwa menyusu langsung lebih manis rasanya, sehingga sering menolak asip. Belum lagi, hasil perah saya yang berkurang sekali, hingga stok terus berkurang jumlahnya. Biasanya langsung migren kalo abis ngelongok freezer :D.
Tapi satu hal yang saya catat baik-baik. Niat memang modal yang paling utama. Niat yang menyelamatkan saya dari keputusasaan. Niat juga yang melahirkan semangat untuk saya menuntaskan breastfeeding, sampai 2 tahun. Aamiiiin.
Sekali lagi ingin bersorak gembira,
Yaaaaaaay!!!!! We did it!!!